Keliru, Kandungan Grafena Oksida dalam Vaksin Covid-19

Dipublikasikan pada : 05 May 2023, Dibaca : 9 Kali

Ringkasan

Saat ini penggunaan graphene oxide (GO)  dalam vaksin atau aplikasi medis masih dalam proses penelitian  dan  belum menjadi komponen standar vaksin apa pun. Penerapan GO masih dalam tahap percobaan dan diperkirakan akan membutuhkan waktu lama sebelum tersedia secara komersial setelah uji klinis.

Keliru, Kandungan Grafena Oksida dalam Vaksin Covid-19

Sebuah akun di Facebook mengunggah tulisan berjudul “??Cara Menghilangkan Grafena Oksida dari Tubuh” yang diklaim terdapat dalam vaksin Covid-19. Unggahan ini disebutkan ditulis oleh Rhoda Wilson.

Dalam narasinya, pengunggah menuliskan bahwa Graphene oxide, zat yang beracun bagi manusia, telah ditemukan di "vaksin" Covid-19 pada suplai air, di udara yg kita hirup melalui chemtrail dan bahkan di suplai makanan kita. 

Disebutkan juga, Graphene oxide berinteraksi dan diaktifkan oleh frekuensi elektromagnetik ("EMF"), khususnya rentang frekuensi yg lebih luas yg ditemukan dalam 5G yg dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada kesehatan kita.

Gejala keracunan graphene oxide dan penyakit radiasi EMF mirip dengan gejala yg digambarkan sebagai Covid. Kabar baiknya, sekarang graphene oxide telah teridentifikasi sebagai kontaminan,  dan ada cara untuk menghilangkan graphene oxide dari tubuh kita dan memulihkan kesehatan Anda.

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo melakukan verifikasi terhadap narasi dan video tersebut dengan menggunakan Fake News Debunker by Invid, Google Search, jurnal ilmiah dan pemberitaan media-media kredibel. Berdasarkan penelusuran Tempo, unggahan tersebut merupakan terjemahan tulisan Rhoda Wilson dilaman The Expose tanggal 16 Februari 2022. Tulisan ini tersebar di berbagai blog, website dan media sosial. 

Klaim 1: Graphene oxide, zat yang beracun bagi manusia, telah ditemukan di dalam "vaksin" Covid-19.

Fakta: Klaim bahwa Graphene oxide terdapat dalam vaksin covid 19, pertama kali ditujukan pada Pfizer. Klaim ini didasarkan pada riset Prof. Dr. Pablo Campra dari Universidad de Almería pada November 2021.

Dilansir Reuters, Senior Associate of Global Media Relations Pfizer mengatakan Graphene oxide tidak digunakan dalam pembuatan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Medicines & Healthcare products Regulatory Agency Inggris juga pernah mempublikasikan laporan penilaian publik yang tidak ditemukan penggunaan Graphene oxide untuk vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech,.

Kepada AP, Allen Myerson, seorang profesor teknik kimia di Massachusetts Institute of Technology mengatakan "Itu (Graphene oxide) tidak ada dalam daftar bahan dan tidak mungkin ada,"

Dilansir AFP, Hong Byung-hee, pakar nanomaterial dari Universitas Nasional Seoul  mengatakan  klaim bahwa ada vaksin yang dibuat dari grafena oksida tidak akurat.

"Grafena saat ini sedang diuji untuk tujuan biomedis, termasuk untuk vaksin, tetapi penerapannya masih dalam tahap percobaan dan diperkirakan akan membutuhkan waktu lama sebelum tersedia secara komersial setelah uji klinis," kata Hong Byung kepada AFP.

Dokumen latar belakang vaksin mRNA BNT162b2 (Pfizer-BioNTech) melawan COVID-19 yang dilansir WHO juga tidak ditemukan kandungan grafena oksida. 

Dalam riset yang dipublikasikan National Library of Medicine, penggunaan graphene oxide dalam vaksin atau aplikasi medis lainnya merupakan bidang penelitian yang sedang berlangsung, tetapi belum menjadi komponen standar vaksin apa pun. 

Klaim 2: Graphene oxide berinteraksi dan diaktifkan oleh frekuensi elektromagnetik (EMF), khususnya rentang frekuensi yg lebih luas yg ditemukan dalam 5G yg dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada kesehatan.

Fakta: Klaim bahwa Graphene oxide yang ada dalam vaksin Covid-19 dapat diaktifkan frekuensi elektromagnetik beredar di media sosial Facebook pada bulan Mei 2021. Dilansir The Observers, Emmanuel Flahaut, spesialis Graphene dan  direktur penelitian di Lembaga Penelitian Perancis CNRS mengatakan mengatakan bahwa tidak mungkin zat dalam video ini adalah graphene.

Ia juga mengatakan, Graphene oxide tampaknya memiliki beberapa tingkat sifat magnetik tetapi tidak dapat menarik apa pun. Graphene oxide dalam bentuk bubuk tidak tertarik oleh magnet. Dan jika ada sedikit graphene oxide dalam suatu produk, itu tidak akan cukup untuk mengaktivasi sifat magnetik apapun pada tingkat yang signifikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tim Cek Fakta Tempo, unggahan dengan judul dan klaim “??Cara Menghilangkan Grafena Oksida dari Tubuh” adalah keliru.

Berdasarkan riset dan penelitian, Graphene oxide tidak ditemukan dalam vaksin Covid-19 yang saat ini beredar. Graphene oxide memiliki sifat magnetik, namun tidak cukup mengaktivasi sifat magnetik.

Saat ini penggunaan graphene oxide (GO)  dalam vaksin atau aplikasi medis masih dalam proses penelitian  dan  belum menjadi komponen standar vaksin apa pun. Penerapan GO masih dalam tahap percobaan dan diperkirakan akan membutuhkan waktu lama sebelum tersedia secara komersial setelah uji klinis.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id