Keliru, Pemindai MRI Berbahaya Bagi Penerima Vaksin Covid-19

Dipublikasikan pada : 03 May 2023, Dibaca : 1 Kali

Ringkasan

Sejumlah ahli kesehatan dan elektromagnetis dari lembaga terpercaya menyatakan bahwa pemindaian MRI aman bagi penerima vaksin Covid-19. Tidak ada bahan dalam vaksin COVID-19 yang dapat menghasilkan EMF.

Keliru, Pemindai MRI Berbahaya Bagi Penerima Vaksin Covid-19

Sejumlah foto yang memperlihatkan proses pemindaian radiologi MRI (Magnetic Resonance Imaging) beredar di media sosial. Foto-foto tersebut dibagikan bersama beberapa video tentang vaksinasi. Foto-foto dan video tersebut dibagikan dengan klaim bahwa pemindai MRI berbahaya bagi penerima vaksin Covid-19 karena mengandung elektromagnetik dan dapat menyebabkan kematian.

Di Facebook, foto-foto dan video tersebut memuat klaimnya, dibagikan akun ini pada 17 April 2023. "Saya memperingatkan individu yg terkena vaxx untuk menghindari pemindaian MRI, terutama untuk beberapa minggu pertama, karena beberapa orang sangat terpengaruh oleh elektromagnetisme menghasilkan. Kasus yg paling parah telah mengakibatkan kematian pasien. Tidak ada yg melapor ke VAERS," tulis akun tersebut.

Benarkah pemindai MRI berbahaya bagi penerima vaksin Covid-19?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait melalui pemberitaan sejumlah media kredibel. Hasilnya, sejumlah ahli kesehatan dan elektromagnetis dari lembaga terpercaya menyatakan bahwa pemindaian MRI aman bagi penerima vaksin Covid-19. Tidak ada bahan dalam vaksin COVID-19 yang dapat menghasilkan EMF.

Dilansir dari AFP, Lara Boyd, seorang ahli saraf dan profesor di University of British Columbia menyatakan tidak ada data yang menunjukkan bahwa pemindaian MRI harus dihindari setelah vaksin Covid-19 manapun.

Jean Chen, seorang profesor biofisika medis di University of Toronto, setuju bahwa vaksinasi bukanlah alasan untuk melewatkan MRI, yang disebutnya sebagai "alat yang sangat bermanfaat untuk diagnosis dan penelitian."

"MRI menggunakan gelombang radio di dalam medan magnet untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam tubuh. Tidak ada vaksin Covid-19 yang dapat mempengaruhi proses ini, karena vaksin tidak mengandung bahan magnetik," ujarnya.

Dan Catherine Klapperich, profesor teknik biomedis di Universitas Boston, mengatakan kepada AFP bahwa "tidak ada yang mekanis, tidak ada yang elektrik, tidak ada yang bersifat magnetis" dalam vaksin Covid-19.

Bahan dari semua vaksin Covid-19 yang diizinkan untuk digunakan di Kanada dan AS (Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca) terdaftar secara publik dan tidak mengandung graphene oxide.

Medan Elektromagnetik

Institut Ilmu Kesehatan Lingkungan Nasional milik pemerintah AS menyatakan bahwa medan listrik dan magnet adalah "area energi tak terlihat, sering disebut sebagai Radiasi".

Mereka biasanya dikelompokkan menjadi non-pengion yakni radiasi tingkat rendah yang umumnya dianggap tidak berbahaya bagi manusia seperti saluran listrik dan gelombang TV/radio. Sedangkan pengion merupakan berfrekuensi tinggi dan memiliki potensi untuk sel dan kerusakan DNA, contohnya, seperti sinar-x dan limbah radioaktif.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa paparan medan elektromagnetik bukanlah hal baru. Sedangkan paparan medan elektromagnetik tingkat tinggi dapat berbahaya, medan elektromagnetik tingkat rendah umumnya tidak dianggap berbahaya.

Associate Professor dan Peneliti Vaksin di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Matthew Laurens, mengatakan kepada Reuters bahwa orang-orang terpapar medan listrik dan magnet kecil setiap hari dan “tidak ada bukti bahwa paparan tingkat rendah ini merugikan mempengaruhi kesehatan seseorang.”

Menurut Profesional medis di Meedan tidak ada bahan dalam vaksin mana pun yang merupakan sumber EMF pengion atau non-pengion.

Dr John Dawson, Associate Professor di University of York yang berspesialisasi dalam elektromagnetik, mengatakan bahwa dia "tidak dapat membayangkan mekanisme untuk pembangkitan EMF semacam itu" dengan mengatakan bahwa "kemungkinan besar klaim semacam itu salah".

Semua orang dan benda memancarkan beberapa tingkat radiasi EMF (biasanya rendah). Pada manusia, ini karena arus listrik kecil di tubuh kita. Arus berasal dari reaksi kimia yang merupakan bagian dari fungsi normal tubuh.

Beberapa hal dapat meningkatkan kadar EMF seseorang, seperti terapi radiasi, implan logam, implan titanium, implan pendengaran, dan lainnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa pemindai MRI berbahaya bagi penerima vaksin Covid-19 karena mengandung elektromagnetik adalah keliru

Sejumlah ahli kesehatan dan elektromagnetis dari lembaga terpercaya menyatakan bahwa pemindaian MRI aman bagi penerima vaksin Covid-19. Tidak ada bahan dalam vaksin COVID-19 yang dapat menghasilkan EMF.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id