Menyesatkan, Vaksin Covid-19 Sebabkan Mati Mendadak dan Berdampak pada Kesehatan Jantung

Dipublikasikan pada : 27 Jul 2023, Dibaca : 0 Kali

Ringkasan

Sejumlah riset mengkonfirmasi bahwa risiko penyakit jantung lebih rendah pada orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid 19 dibandingkan sebelum menerima vaksin.

Menyesatkan, Vaksin Covid-19 Sebabkan Mati Mendadak dan Berdampak pada Kesehatan Jantung

Sebuah akun di Instagram mengunggah video pendek yang memperlihatkan tangkapan layar artikel berisi klaim: vaksin Covid-19 menyebabkan penerimanya mendadak mati dan berdampak pada kesehatan jantung. Si pengunggah meminta agar warga rutin memeriksakan kesehatan.

Video tersebut diunggah tanggal 19 Juli 2023. Benarkah klaim bahwa vaksin Covid-19 berdampak pada kesehatan jantung?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi klaim di atas dengan mencari sumber-sumber kredibel dan mewawancarai peneliti dan epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman. Hasilnya, sejumlah studi menunjukkan, pengaruh vaksin Covid-19 terhadap masalah jantung adalah kejadian yang jarang terjadi. 

Sebuah studi besar di Inggris justru menunjukkan sebaliknya, infeksi virus SARS-Cov-2 justru menyebabkan risiko miokarditis justru lebih tinggi daripada pekan-pekan pertama setelah vaksin Covid-19. Riset itu dipublikasikan oleh American Heart Association di situs heart.org pada 22 Agustus 2022. 

"Kami menemukan bahwa di seluruh kumpulan data yang besar ini, seluruh populasi Inggris yang divaksinasi COVID-19 selama periode penting 12 bulan pandemi ketika vaksin COVID-19 pertama kali tersedia, risiko miokarditis setelah vaksinasi COVID-19 cukup kecil dibandingkan dengan risiko miokarditis setelah infeksi COVID-19," kata penulis utama studi tersebut, Martina Patone. Dia adalah ahli statistik di University of Oxford Nuffield Department of Primary Health Care Sciences di Inggris.

Miokarditis adalah peradangan pada lapisan tengah dinding otot jantung, yang dikenal sebagai miokardium. Ini jarang terjadi dan biasanya dipicu oleh infeksi virus. Miokarditis dapat melemahkan otot jantung serta sistem kelistrikan yang membuat jantung memompa secara normal. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan pengobatan, atau dapat menyebabkan kerusakan jantung yang bertahan lama.

Hasil riset lainnya oleh Zubair Akhtar (dkk) berjudul “The impact of COVID-19 and COVID vaccination on cardiovascular outcomes”, menunjukkan risiko penyakit jantung yang lebih rendah setelah vaksin mRNA COVID-19 dibandingkan setelah infeksi SARS-CoV-2. Insiden miokarditis atau perikarditis per 1.000.000 orang per tahun adalah 132 orang.

Riset itu dipublikasikan di jurnal European Heart Journal Supplements, Volume 25, Issue Supplement_A, Februari 2023, halaman A42–A49 pada 14 Februari 2023. Riset ini meninjau data rekam medis di Amerika Serikat, termasuk 10.162.227 individu yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin.  

Para peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dan Maastricht University Belanda, mempublikasikan riset mereka berjudul “Adverse cardiac events following mRNA COVID-19 vaccination: A systematic review and meta-analysis” di Journal of Pharmacy and Pharmacognocy Research volume 11, no. 1, pp. 76-100, January-February 2023. Terjemahan riset dalam bahasa Indonesia telah diunggah di laman Universitas Airlangga pada 18 April 2023. 

Riset tersebut menelaah 293 hasil penelitian terkait kasus-kasus adverse cardiac events atau efek samping vaksinasi Covid-19 yang merugikan bagi jantung. Hasil studi itu menunjukkan dua puluh satu laporan kasus/studi seri kasus dengan total 62 orang yang telah divaksinasi COVID-19 mRNA (Pfizer-BioNTech dan Moderna) dimasukkan dalam tinjauan sistematis. Sedangkan tujuh studi kohort observasional memiliki 170.053.333 orang yang telah divaksinasi, 245 di antaranya menderita miokarditis. 

Selain itu, dua studi kohort observasional dengan 13.948.595 orang yang telah divaksinasi, 16 orang di antaranya mengalami perikarditis. Hanya ada satu studi kohort observasional yang memiliki total 7.183.889 orang yang telah divaksinasi dan 11 di antaranya mengalami mioperikarditis. Berdasarkan kejadian yang dikumpulkan, hasilnya adalah <0,002%. Kesimpulannya, vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna memiliki insiden miokarditis yang rendah.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, sebelum vaksin Covid-19 ditemukan pada Juni 2020, beberapa riset telah menemukan kaitan yang sangat signifikan antara infeksi Covid 19 dengan penggumpalan darah, stroke dan infeksi miokarditis. Risetnya dilakukan oleh kelompok dokter ahli jantung di Amerika.

Menurut Dicky, kasus-kasus miokarditis yang kemudian ditemukan pada orang-orang yang telah divaksin, tidak bisa langsung disimpulkan bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan miokarditis. 

“Logika lain bahwa vaksin Covid 19 memiliki keterbatasan, tidak bisa mencegah sepenuhnya dari infeksi Covid-19. Sehingga, ketika seseorang terinfeksi Covid 19 disadari atau tidak, karena gejalanya bisa sangat ringan, lalu kemudian divonis menderita miokarditis, maka tidak bisa langsung dikaitkan dengan vaksin,” kata Dicky melalui pesan suara, 26 Juni 2023.

Menurut Dicky, vaksin tetap memberi dampak mengurangi tingkat keparahan seseorang dari infeksi Covid-19.  

KESIMPULAN

Hasil verifikasi Tempo tentang klaim vaksin Covid 19 berdampak pada kesehatan jantung adalah menyesatkan.

Sejumlah riset mengkonfirmasi bahwa risiko penyakit jantung lebih rendah pada orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid 19 dibandingkan sebelum menerima vaksin.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id