Menyesatkan, Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid Membuat Tubuh Lemah dan Sering Sakit

Dipublikasikan pada : 24 Jul 2023, Dibaca : 3 Kali

Ringkasan

Tom Shimabukuro dalam video tersebut menggunakan frasa “debilitating illnesses-sakit melemahnya kondisi tubuh” namun ia tidak mengatakan penyakit seperti itu adalah efek samping yang dikonfirmasi dari vaksin COVID-19. Dalam pertemuan tersebut ia mengatakan menghormati laporan yang menyebutkan bahwa ada orang yang mengalami  debilitating illnesses, setelah menerima vaksinasi Covid-19.  Namun buktinya belum cukup untuk menyimpulkan laporan tersebut dengan  vaksin Covid 19. Dan menegaskan bahwa CDC masih merekomendasikan bahwa setiap orang yang memenuhi syarat agar mendapatkan vaksinasi covid 19, baik yang pertama maupun booster.

Menyesatkan, Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid Membuat Tubuh Lemah dan Sering Sakit

Sebuah akun Instagram  mengunggah tangkap layar berita dari portal media online dengan judul “Wakil Direktur CDC Akui Vaksin COVID-19 Bikin Tubuh Lemah dan Mudah Sakit”

Dalam tangkap layar tersebut disematkan pula komentar “Saya vaksin 1 kali. Setelah vaksin, malamnya saya menggigil kedinginan padahal saya tidak pernah seperti itu selama….”

Menyesatkan, Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid Membuat Tubuh Lemah dan Sering Sakit.

Benarkah Wakil Direktur CDC akui vaksin Covid membuat tubuh lemah dan sering sakit? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim tersebut Tim Cek Fakta Tempo menelusuri sumber asli dan membandingkan klaim tersebut diatas dengan pemberitaan media-media kredibel, pernyataan resmi dan hasil penelitian. Berikut ini hasil cek faktanya:

Tangkap layar berita tersebut diambil dari sebuah portal berita online yang diunggah tanggal 28 Januari 2023. Laman berita tersebut mencuplik dan mengambil sumber dari unggahan twitter  @TexasLindsay

Berdasarkan penelusuran Tempo, narasi berita ini identik dengan unggahan sebuah laman website pada tanggal yang sama. Laman ini menuliskan bahwa  CDC Deputy Director Tom Shimabukuro mengakui adanya "debilitating illnesses” atau sakit akibat melemahnya kondisi tubuh  setelah menerima suntikan mRNA (vaksinasi COVID-19).

Penelusuran Tempo menemukan bahwa potongan pernyataan berdurasi 1,4 menit tersebut diambil dari presentasi Tom Shimabukuro.  Presentasi tersebut  diambil saat pertemuan ke-178 Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait yang diselenggarakan U.S. Food and Drug Administration pada tanggal 26 Januari 2023.

Pertemuan daring  tersebut disiarkan langsung di kanal YouTube U.S. Food and Drug Administration. Hadir dalam pertemuan ini diantaranya, Tom Shimabukuro, Direktur Kantor Keamanan Imunisasi CD dan Wakil Direktur, Kantor Biostatistik dan Farmakovigilans, FDA.

Dalam pertemuan tersebut, salah satu topik yang dibahas terkait laporan yang menyebutkan beberapa orang mengalami dan menunjukan kondisi klinis yang bervariasi, seperti  melemahnya tubuh setelah vaksinasi COVID. 

Pada jam ke 6:48, Tom Shimabukuro menjawab pertanyaan  dr Hayley Gans terkait adanya laporan bahwa ada orang yang mengalami “debilitating illnesses-sakit melemahnya kondisi tubuh” sebagai  dampak potensial bagi yang telah divaksinasi Covid 19.

“Kami menyadari adanya laporan tentang orang-orang yang mengalami masalah kesehatan jangka panjang setelah vaksinasi COVID" ungkap Tom Shimabukuro.

Shimabukuro mengatakan dalam beberapa kasus, presentasi klinis orang yang menderita masalah kesehatan ini bervariasi. Dan tidak ada penyebab medis khusus untuk gejala-gejala tersebut yang ditemukan.

Penjelasan Shimabukuro pada jam ke 6:53 menyebutkan, ia menegaskan kembali bahwa CDC terus merekomendasikan agar semua orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan penguat (booster) bivalen mRNA COVID-19. 

“Dan saya rasa buktinya belum cukup untuk menyimpulkan bahwa ada masalah keamanan vaksin terkait stroke. Dan CDC merekomendasikan bahwa setiap orang yang memenuhi syarat mendapatkan penguat bivalen” katanya.

Penjelasan Shimabukuro tersebut ditambahkan oleh Richard Forshee Wakil Direktur, Kantor Biostatistik dan Farmakovigilans, FDA.  Ia mengatakan masyarakat harus tahu bahwa FDA dan CDC memiliki beberapa sistem untuk mencoba mencari sinyal keamanan potensial pada vaksin.

“Jadi dengan adanya beberapa sistem yang ada, sama sekali tidak mengherankan jika kami terkadang mendapatkan sinyal dalam satu sistem tetapi tidak di sistem yang lain. Dan kami perlu melakukan kerja keras untuk mengevaluasinya dengan lebih ketat” kata Forshee.

Dalam pertemuan tersebut, Tom Shimabukuro menggunakan frasa “debilitating illnesses-sakit melemahnya kondisi tubuh” namun ia tidak mengatakan penyakit seperti itu adalah efek samping yang dikonfirmasi dari vaksin COVID-19.

Ia mengatakan, menghormati laporan yang menyebutkan bahwa ada orang yang mengalami  debilitating illnesses, setelah menerima vaksinasi Covid-19.  Namun buktinya belum cukup untuk menyimpulkan laporan tersebut dengan  vaksin Covid 19. Justru ia  merekomendasikan bahwa setiap orang yang memenuhi syarat mendapatkan penguat bivalen.

Dalam email yang diterima The Verify, CDC mengatakan, mereka mengetahui beberapa laporan yang diserahkan ke VAERS  terkait kejadian pasca imunisasi, namun laporan tersebut bervariasi dan tidak ada penyebab medis spesifik untuk gejala yang ditemukan.

"Saat ini, tidak ada data epidemiologi dari pemantauan keamanan yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan masalah kesehatan seperti ini," tulis CDC kepada VERIFY.

Dilansir WHO, vaksin mRNA telah dinilai secara ketat untuk keamanannya.  Uji klinis telah menunjukkan bahwa vaksin ini memberikan respons kekebalan yang tahan lama. 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video yang diberi keterangan “Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid Membuat Tubuh Lemah dan Sering Sakit” adalah menyesatkan.

Tom Shimabukuro dalam video tersebut menggunakan frasa “debilitating illnesses-sakit melemahnya kondisi tubuh” namun ia tidak mengatakan penyakit seperti itu adalah efek samping yang dikonfirmasi dari vaksin COVID-19.

Dalam pertemuan tersebut ia mengatakan menghormati laporan yang menyebutkan bahwa ada orang yang mengalami  debilitating illnesses, setelah menerima vaksinasi Covid-19.  Namun buktinya belum cukup untuk menyimpulkan laporan tersebut dengan  vaksin Covid 19. Dan menegaskan bahwa CDC masih merekomendasikan bahwa setiap orang yang memenuhi syarat agar mendapatkan vaksinasi covid 19, baik yang pertama maupun booster.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id