Sebagian Benar, Alat Tes Antigen di Amerika Serikat Pada 2022 Mengandung Racun

Dipublikasikan pada : 27 Feb 2023, Dibaca : 0 Kali

Ringkasan

Untuk mendeteksi Covid-19 dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan rapid test atau tes cepat. PCR hanya dapat dilakukan dokter di laboratorium, sedangkan rapid test bisa dilakukan di klinik dan secara mandiri. Cairan Sodium/Natrium Azida yang dibahas dalam video tersebut, ditemukan dalam alat tes antigen COVID-19 yang digunakan secara mandiri. Walaupun kandungannya sedikit, cairan ini dapat berbahaya jika tertelan, mengenai kulit, hidung, mulut, dan mata. Oleh sebab itu penggunaanya harus sesuai prosedur dan dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Sebagian Benar, Alat Tes Antigen di Amerika Serikat Pada 2022 Mengandung Racun

Sebuah akun Facebook mengunggah video dengan narasi alat tes antigen di Amerika Serikat mengandung racun. Video berjudul “Alat Tes PCR/Antigen Mengandung Racun” itu berisi potongan berita televisi yang membahas peringatan pengendalian racun dalam alat tes cepat (rapid) antigen Covid-19. Termasuk bahaya bahan kimia yang digunakan.  

Di dalam video berisi klaim bahwa jutaan orang telah menerima secara gratis alat tes Covid-19 mandiri (Covid-19 rapid test kit) dari pemerintah. Tabung ekstraksi pada alat tersebut  mengandung bahan kimia Natrium Azida yang dapat berbahaya atau bahkan mematikan. 

Video berdurasi 7 menit 7 detik tersebut diunggah pada tanggal 28 Oktober 2022. Sampai tulisan ini dibuat, konten tersebut disukai 90 orang, dikomentari 11 warganet dan telah disaksikan oleh 910 pengguna Facebook. Benarkah alat rapid test tersebut mengandung zat kimia berbahaya? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan tidak seluruh alat tes antigen Covid-19 di Amerika Serikat mengandung racun. Saat itu, kasus yang muncul terjadi pada Februari 2022, Pusat Informasi Obat dan Racun Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat memang menemukan peningkatan paparan yang tidak disengaja terhadap suatu zat dalam alat uji mandiri Covid-19. 

Zat tersebut terdapat dalam cairan reagen yang digunakan untuk memicu reaksi kimia untuk mendeteksi keberadaan coronavirus. Dalam cairan tersebut terdapat bahan kimia yang disebut sodium azida. Saat itu, Pemerintah Amerika Serikat telah membagikan secara gratis 200 juta alat tes mandiri Covid-19 yang dapat dilakukan di rumah. 

Dilansir FDA, sodium atau natrium azida digunakan sebagai bahan pengawet di rumah sakit dan laboratorium. Cairan ini tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Juga sering digunakan pada kantung udara mobil dan pengendalian hama.

Sodium azida adalah bahan kimia yang bereaksi cepat sehingga berpotensi mematikan. Ketika dicampur dengan air atau asam, sodium azida berubah dengan cepat menjadi gas beracun dengan bau menyengat. Juga dapat berubah menjadi gas beracun (asam hidrazoat) saat bersentuhan dengan logam padat, misalnya, saat dituangkan ke pipa pembuangan yang mengandung timah atau tembaga.

FDA kemudian memperingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan alat rapid test antigen COVID-19 tertentu yang tidak sah atau belum mendapatkan izin. Dilansir Reuters, pada tanggal 1 Maret 2022, FDA menyatakan alat rapid tes mandiri dengan merek DiaTrust COVID-19 Ag Rapid Tests, SD Biosensor Inc's STANDARD Q COVID-19 Ag Home Test, and ACON Laboratories' Flowflex SARS-CoV-2 Antigen Rapid Test belum tidak diizinkan karena mereka mungkin menunjukkan hasil  tes yang salah.

Pada tanggal 18 Maret 2022, dalam laman resminya, FDA memperingatkan bahwa ada potensi bahaya jika alat tes Covid-19 mandiri tidak digunakan sesuai instruksi dari produsen. Kandungan Natrium Azida  yang ada cairan test kit tersebut dapat berbahaya jika tertelan, mengenai kulit, hidung, mulut, dan mata. Sebab itu, alat tes ini harus dijauhkan dari jangkauan anak dan hewan peliharaan.

Sebelumnya dalam Press Release tanggal 15 Desember 2020, FDA mengotorisasi tes antigen mandiri sebagai tes diagnostik Covid-19 untuk dapat digunakan secara mandiri di rumah. Alat tes tersebut diizinkan untuk individu dengan usia dua tahun atau lebih, termasuk mereka yang tidak menunjukkan gejala.

Salah satu merek yang direkomendasikan adalah Ellume COVID-19 Home Test. Ellume COVID-19 Home Test merupakan alat tes antigen cepat, yang dijalankan dengan  menggunakan sampel cairan di sepanjang permukaan dengan molekul reaktif. Kit tes mandiri ini diklaim mampu mengidentifikasi 96% sampel positif dan 100% sampel negatif pada individu dengan gejala.

Verifikasi Video

Video 1

Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini identik dengan tayangan stasiun televisi News Nation yang diunggah di Youtube tanggal 23 Februari 2022. Dalam berita tersebut News Nation mengatakan, saat rumah-rumah di seluruh Amerika Serikat menerima kit tes antigen COVID-19 gratis, ada peringatan baru tentang potensi bahaya. 

Dilansir USA Today, pada tanggal 28 Februari 2022, alat tes COVID-19  mandiri yang dipakai di rumah-rumah mengandung zat beracun yang bisa berbahaya bagi anak-anak. Zat tersebut adalah sodium azida, seperti yang diungkapkan oleh Pusat Informasi Obat dan Racun Rumah Sakit Anak Cincinnati. Pihak rumah sakit mengaku menemukan lonjakan laporan tentang paparan bahan kimia sejak masyarakat kerap melakukan uji Covid-19 secara mandiri.

Video 2

Dalam video ini ditampilkan wawancara stasiun televisi dengan DR. Sheila Goertemoeller, Clinical Toxicologist, Cincinnati Children’s Hospital. Berdasarkan penelusuran Tempo, Sheila Goertemoeller PharmD, DABAT, ICPS adalah seorang apoteker dan ahli toksikologi klinis di Cincinnati Children's Hospital. Ia memiliki pengalaman selama 20 tahun di Hotline Pusat Informasi Obat dan Racun di rumah sakit anak tersebut.

Dalam laman resmi Cincinnati Children's Hospital pada tanggal 16 Februari 2022, Dr. Sheila Goertemoeller menulis tentang “Bahaya Test Kit Rumahan COVID-19: Yang Perlu Diketahui Orang Tua”. Pusat Informasi Obat dan Racun Cincinnati melihat peningkatan paparan yang tidak disengaja terhadap suatu zat dalam alat uji mandiri Covid-19. Zat tersebut terdapat dalam cairan reagen yang digunakan untuk memicu reaksi kimia untuk mendeteksi keberadaan coronavirus. Dalam cairan tersebut terdapat bahan kimia yang disebut sodium azida. 

Dilansir USA Today, DR Sheila mengatakan pihaknya mulai menemukan paparan pertama terhadap alat uji ini sekitar awal November dari berbagai rentang usia. “Laporan secara lokal ini mencerminkan apa yang terjadi secara nasional,” ujarnya. Pusat Informasi Obat dan Racun Anak Cincinnati mencatat, terdapat 38 kasus paparan natrium azida pada bulan Januari, bersamaan dengan munculnya varian Omicron. 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video yang diberi keterangan “Alat tes PCR/Antigen Mengandung Racun” adalah Sebagian Benar.

Untuk mendeteksi Covid-19 dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan rapid test atau tes cepat. PCR hanya dapat dilakukan dokter di laboratorium, sedangkan rapid test bisa dilakukan di klinik dan secara mandiri.

Cairan Sodium/Natrium Azida yang dibahas dalam video tersebut, ditemukan dalam alat tes antigen COVID-19 yang digunakan secara mandiri. Walaupun kandungannya sedikit, cairan ini dapat berbahaya jika tertelan, mengenai kulit, hidung, mulut, dan mata. Oleh sebab itu penggunaanya harus sesuai prosedur dan dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id