Sebagian Benar, Vaksin Booster Syarat Perjalanan Wajib Meski WHO Perbarui Rekomendasi

Dipublikasikan pada : 31 Mar 2023, Dibaca : 0 Kali

Ringkasan

Berita soal perubahan rekomendasi dari WHO itu memang benar. Akan tetapi isi berita sebenarnya adalah WHO tak lagi merekomendasikan pemberian vaksin booster kedua untuk orang dewasa dengan risiko sedang Covid-19. Sedangkan syarat perjalanan dengan kereta api, hanya mewajibkan vaksin ketiga atau booster pertama, bukan booster kedua.

Sebagian Benar, Vaksin Booster Syarat Perjalanan Wajib Meski WHO Perbarui Rekomendasi

Sebuah akun media sosial Instagram mengunggah satu foto dengan keterangan foto yang mempertanyakan vaksin booster sebagai syarat perjalanan wajib meskipun World Health Ograntization (WHO) sudah memperbarui rekomendasinya.

Foto yang diunggah pada 30 Maret 2023 tersebut merupakan hasil tangkapan layar berita di situs Voice of America (VOA) berjudul “WHO: Orang Dewasa Berisiko Sedang Tak Perlu Vaksinasi COVID Tambahan”.

Narasi yang menyertai unggahan tersebut sebagai berikut: “WHO Tidak Lagi Merekomendasikan Booster. Kenapa Rezim Ini Mempersyaratkan Booster Dalam Perjalanan?”

Disertakan pula link situs VOA Indonesia di akhir keterangannya. Benarkah klaim bahwa booster tidak perlu lagi bagi orang dewasa beresiko sedang?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo menelusuri tautan yang diberikan serta mengecek berbagai sumber artikel dari beberapa media kredibel untuk memverifikasi klaim di atas.

Hasilnya, tautan tersebut benar berasal dari situs VOA dengan berita berjudul “WHO: Orang Dewasa Berisiko Sedang Tak Perlu Vaksinasi COVID Tambahan yang dipublikasikan pada 29 Maret 2023.

Menurut VOA, Strategic Advisory Group of Experts on Immunisation (SAGE) WHO mengeluarkan rekomendasi baru setelah melangsungkan pertemuan rutin dua kali setahun. SAGE mengeluarkan tiga kategori prioritas vaksinasi COVID-19 yang baru dan disederhanakan, yaitu kategori tinggi, medium dan rendah. Kategori itu dibedakan berdasarkan risiko tingkat keparahan penyakit atau kematian.

SAGE merekomendasikan vaksinasi booster kedua hanya bagi mereka yang berisiko tinggi menderita COVID-19 parah. Mereka mencakup orang dewasa yang lebih tua; orang dewasa yang lebih muda namun komorbid dengan penyakit seperti diabetes; orang dengan kondisi kekebalan tubuh yang terganggu seperti penderita HIV; perempuan hamil; serta pekerja medis garis depan.

Tempo kemudian membandingkan dengan pemberitaan dari CNN Indonesia, yang juga menulis hal yang sama. CNN menuliskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak lagi merekomendasikan pemberian vaksin booster kedua untuk orang dewasa dengan risiko sedang Covid-19. WHO menyebut, orang dengan risiko sedang yang telah menerima vaksinasi primer (dua dosis) dan satu dosis booster tak akan mendapatkan manfaat besar dari suntikan vaksin dosis selanjutnya atau keempat.

Dari berita tersebut, rekomendasi WHO hanyalah ditujukan terkait vaksin booster kedua untuk orang dewasa dengan risiko sedang Covid-19. Sementara syarat perjalanan di Indonesia, mewajibkan vaksin ketiga atau booster pertama. Indonesia tidak mewajibkan booster kedua bagi pengguna perjalanan. 

Saat ini, syarat perjalanan di Indonesia seperti dengan kereta api misalnya, masih sesuai SE Kementerian Perhubungan No 84 Th 2022 dan SE Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/II/3984/2022, di mana sejak 19 Desember 2022 untuk pelanggan KA Jarak Jauh berusia 18 tahun ke atas wajib vaksin ketiga (booster). 

Epidemiolog dan juga peneliti Indonesia dari Universitas Griffith Australia dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH mengatakan, kebijakan WHO untuk kategori risiko tinggi masih tetap sama yakni merekomendasikan vaksin booster kedua. “Yang berbeda hanya pada kategori menengah dan rendah. Penetapan kategori ini berdasarkan risiko tingkat keparahan penyakit atau kematian,”  kata Dicky kepada Tempo melalui pesan suara, Jumat, 31 Maret 2023.

Kelompok prioritas seperti mereka yang memiliki komorbid, lansia, wanita hamil, dan tenaga kesehatan tidak berubah. Kelompok ini disarankan untuk lebih rutin mendapatkan vaksin Covid-19, apakah satu tahun sekali atau enam bulan sekali, tergantung efektivitas dari vaksin.

“Yang berubah hanya pada kelompok menengah dan rendah. WHO tidak merekomendasikan booster secara rutin untuk kelompok menengah. Artinya kalau sudah dapat ya sudah. Pertimbangannya adalah cost efektivitas dan kematian juga rendah,” tegasnya.

Untuk prioritas rendah seperti anak yang sehat dan anak remaja, bukan kelompok yang disarankan mendapatkan booster kedua.

KESIMPULAN

Hasil pemeriksaan unggahan yang berisi tentang klaim syarat perjalanan di Indonesia yang masih mewajibkan booster, meski WHO telah mengubah rekomendasinya, adalah sebagian benar

Berita soal perubahan rekomendasi dari WHO itu memang benar. Akan tetapi isi berita sebenarnya adalah WHO tak lagi merekomendasikan pemberian vaksin booster kedua untuk orang dewasa dengan risiko sedang Covid-19. Sedangkan syarat perjalanan dengan kereta api, hanya mewajibkan vaksin ketiga atau booster pertama, bukan booster kedua.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id